PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEDIA PAPAN BERPAKU SISWA KELAS V SDN SUMBERSARI 1 KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.     Latar Belakang

Tujuan mata pelajaran Matematika SD menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, adalah menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan kemampuan anak didik yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan Matematika, mengembangkan kemampuan dasar Matematika sebagai bekal lebih lanjut, membentuk sikap yang logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.

 Selama ini Matematika bagi siswa pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi, Matematika bagaikan hantu yang menakutkan. Nilai Matematika selalu lebih rendah daripada pelajaran yang lain. Berdasarkan pengamatan, hasil perolehan nilai Ulangan Akhir Semester II tahun 2007/ 2008 siswa kelas V SDN Sumbersari I Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, pada mata pelajaran Matematika hanya mencapai nilai rata-rata 5,6. Nilai rata-rata tersebut adalah yang paling rendah di antara mata pelajaran yang lain.

Untuk mengatasi masalah tersebut guru yang baik harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta bila guru menggunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang relevan dengan materi Matematika yang akan diajarkan. Selain itu siswa akan merasa tertarik mempelajari Matematika, mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga akan memperkuat kemampuan kognitifnya dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran Matematika SD dapat tercapai.

Namun kenyataan di lapangan, jarang sekali guru memanfaatkan media  pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran Matematika. Di SDN Sumbersari I tempat penulis bertugas, guru tidak memanfaatkan media pembelajaran matematika pada saat mengajarkan pengenalan konsep bangun datar,  keliling dan luas bangun datar. Sebenarnya ada beberapa media pembelajaran matematika yang relevan dengan materi pengenalan konsep bangun datar, keliling dan luas bangun datar, salah satunya adalah media pembelajaran matematika yang berupa papan berpaku.

Oleh karena itu penulis tertarik membahas mengenai penggunaan dan pemanfaatan media papan berpaku, melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEDIA PAPAN BERPAKU SISWA KELAS V SDN SUMBERSARI 1 KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG”.

 

  B. Rumusan Masalah

                Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam PPL ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prestasi belajar Matematika kelas V SDN Sumbersari I kecamatan Lowokwaru Kota Malang?

2. Apakah media pembelajaran papan berpaku dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SDN Sumbersari 1 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang?

 

C. Tujuan Penelitian

  1. Mendeskripsikan prestasi belajar matematika siswa kelas V SDN Sumbersari 1 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
  2. Untuk mengetahui apakah media pembelajaran papan berpaku dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SDN Sumbersari 1 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN TEORITIS

 

A.  Media Pembelajaran Matematika

Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai oleh penyebar ide, sehingga gagasan itu sampai kepada penerima (Santoso S. Hamidjojo, 2003 : 3). Sedangkan menurut Marshall Mc. Luhan, karena pada hakekatnya media telah memperluas dan memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, dan melihat dalam batas jarak, waktu tertentu, kini dengan bantuan media batas-batas itu hampir tidak ada.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat memberikan rangsangan kepada alat indera sehingga interaksi pembelajaran dapat diterima dengan jelas, mudah dimengerti, kongkrit dan tahan lama dalam ingatan murid (Sihkabuden, 2003 : 3). Adapun media pembelajaran Matematika Sekolah Dasar adalah benda-benda kongkrit yang dapat diamati, diraba, dan digerakkan yang digunakan guru untuk menanamkan konsep atau keterampilan Matematika pada waktu mengajar (Endang Setyo Winarni, 1994 : 37). 

Tidak sedikit anak yang daya penalarannya kurang dan sukar membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama ruang. Oleh karena itu media pembelajaran Matematika sangat diperlukan untuk membantu anak dalam memahami konsep yang diajarkan. Sehubungan dengan usia anak yang masih senang bermain, anak akan lebih tertarik dan senang mempelajari Matematika jika dalam pembelajaran Matematika digunakan media pembelajaran. Hal tersebut dapat membantu keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran Matematika dengan optimal.

            Suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah teknik penggunaan media dalam pembelajaran Matematika secara tepat. Untuk itu perlu dipertimbangkan kapan digunakan media tertentu, dan jenis media mana yang sesuai untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Secara umum fungsi media pembelajaran Matematika adalah (1) sebagai media untuk menanamkan konsep-konsep Matematika, (2) sebagai media untuk memahami konsep dan meningkatkan keterampilan berhitung, dan (3) sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep Matematika dengan dunia sekitar serta mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

            Dengan melihat ketiga fungsi tersebut, dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran Matematika haruslah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, sehingga benar-benar efektif.  Jika tidak demikian, kemungkinan hasilnya akan lebih jelek. Dengan demikian masalah bagaimana cara membuat, cara menggunakan, dan kapan menggunakannya dalam pengelolaan proses pembelajaran merupakan tiga masalah yang terus-menerus perlu dikaji dan diimplementasikan dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar untuk mencapai hasil yang seoptimal mungkin (Sukarman, 1990 : 5)

 

 B. Jenis Media Pembelajaran Matematika

Jenis-jenis media pembelajaran Matematika antara lain adalah sebagai berikut : (1) mainan anak-anak, (2) papan flannel, (3) batang berwarna, (4) model kerangka geometri, (5) permainan domino (6) papan berpaku (Endang Setyo Winarni, 1994:41).

Media mainan anak-anak digunakan untuk menanamkan pengertian tentang bilangan, himpunan, anggota himpunan, arti lebih besar/kecil dan sama, dan lain-lain. Agar anak-anak tidak bosan, media itu harus dikeluarkan apabila akan dipakai saja. Perlu diusahakan agar media itu tidak dibawa/dimiliki di rumahnya. Bagi sekolah-sekolah yang sangat jauh dari kota dapat menggunakan benda-benda mudah diperoleh, misalnya batu kerikil, lidi, kacang-kacangan, dan lain-lain. Untuk batas suatu himpunan dipergunakan tali-temali, misalnya tali batang pisang, tali dari bambu, tali dari pepohonan (menjalar) dan lain-lain.

Media papan flannel digunakan agar apa yang diterangkan dapat dilihat oleh banyak anak dan agar tidak merepotkan guru dan siswa. Papan flanel ini terdiri dari sebuah papan datar yang ditutupi dengan kain flannel. Bagian belakang benda-benda yang akan diletakkan itu ditempeli dengan ampelas yang menghadap keluar. Media yang menggunakan papan flannel ini umumnya dibuat dari benda-benda ringan dan bentuknya datar/gepeng, bahannya dari kertas, karton, triplek. Media ini dapat mengangkat topik-topik himpunan, pecahan, perkalian, dan penjumlahan.

Media batang berwarna biasanya disebut juga dengan batang-batang cuiseaire (cuisenaire rods).  Batang cuisenaire ini diciptakan George Cuisenaire. (Endang Setyo Winarni, 1994:41) Alat ini sangat bermanfaat untuk menerangkan konsep bilangan, pengerjaan-pengerjaan hitung serta sifat-sifatnya. Di samping itu anak-anak akan lebih tertarik untuk belajar, sebab batang-batang itu berwarna. Mereka dapat menggunakan imaginasinya untuk membuat bermacam-macam model dari batang-batang tersebut, misalnya rumah-rumahan, binatang-binatangan, pohon-pohonan dan sebagainya. Batang-batang berwarna ini terdiri dari 10 macam batang berwarna.

Model kerangka bangun geometri dapat berupa kubus, balok, limas segi empat beraturan, bidang empat beraturan, prisma segi tiga beraturan dan lain-lain. Kegunaan media model kerangka bangun geometri ini yaitu untuk memahami sifat-sifat bangun ruang dan untuk menanamkan pemahaman tentang hubungan unsur-unsur bangun ruang.

Media permainan domino dapat dimanfaatkan untuk mendesain permainan Matematika dalam rangka meningkatkan keterampilan dasar Matematika, misalnya untuk latihan operasi hitung, hubungan antara pecahan yang senilai, bangun-bangun geometri dengan banyak sumbu yang dimiliki, dan lain-lain. Contohnya, permainan domino operasi penjumlahan dan pengurangan dua bilangan bulat.

Media pembelajaran Matematika Papan Berpaku berfungsi sebagai alat Bantu dalam pembelajaran konsep pengenalan bangun datar, pengenalan keliling, pengenalan luas, simetri, koordinat dan lain-lain pada bangun datar. Pembahasan secara terperinci dapat diuraikan pada sub bab berikut ini.

 

 C. Media Papan Berpaku

Mengenai Media Papan Berpaku, para ahli media pendidikan belum ada

yang memberikan pengertian secara jelas. Di antara para ahli hanya mengelompokkan media papan berpaku ini dengan cara klasifikasi yang bermacam-macam. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (2000: 95) mengelompokkan media papan berpaku ke dalam alat peraga ukuran besar yang terbuat dari tripleks dan dapat digunakan secara klasikal. Dan menurut Azhar Arsyad (1996: 40) media papan termasuk media pajang. Sedangkan Ibrahim dkk (2000 : 29) mengelompokkan media bentuk papan ini, termasuk media dua dimensi. Arief S. Sadiman dkk (2002 : 49) menyebutkan bahwa Media papan ini merupakan media pembelajaran yang dapat diklasifikasikan ke dalam media grafis

            Media papan berpaku sebenarnya adalah media pembelajaran matematika yang terbuat dari Tripleks,  paku dan dilengkapi dengan karet gelang. Fungsinya sebagai alat bantu dalam menanamkan konsep/pengertian geometri. Memperkenalkan berbagai macam bentuk bangun datar melalui papan berpaku, sekaligus mempelajari cara mencari Luas dan Keliling  bangun datar, dengan cara mengukur panjang dan lebar bangun datar tersebut.

            Sesuai dengan klasifikasinya media papan berpaku ini memiliki ciri-ciri karakteristik yaitu merupakan media dua dimensi yang mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu: 1) bentuknya sederhana sehingga mudah pembuatannya; 2) lebih ekonomis karena biayanya murah dan dapat dipakai berkali-kali; 3) bahan dan alat produksinya mudah diperoleh; 4) terdapat unsur bermain dalam penggunaannya karena dapat digunakan untuk membentuk  macam bangun datar dengan permainan karet gelang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 

 A. Seting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sumbersari 1 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Sebagai sasarannya adalah siswa kelas V  dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa. Mereka sebagian besar adalah siswa-siswa yang memiliki nilai akademik rendah, rata-rata berasal dan tingkat sosial ekonomi yang beragam. 

 

 B. Rencana Tindakan

            Guna meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada materi konsep bangun datar siswa SDN Sumbersari 1 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, peneliti menggunakan media pembelajaran papan berpaku dalam pembelajaran matematika pada materi konsep bangun datar di kelas. Adapun bagian detil dari proses pembelajaran ini, akan didapatkan setelah penelitian ini dilakukan, dan itu akan disampaikan pada bagian kesimpulan.

 

1. Persiapan penelitian

 

            Pada penelitiaan tindakan ini menggunakan 2 (dua) siklus yang masing-masing siklus terdiri 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan waktunya 2 x 35 menit. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu dan penelitian ini menyesuaikan dengan pokok bahasan yang ada di kelas V. Masing-masing siklus dilaksanakan dengan dilengkapi instrumen/alat observasi. Siklus pertama dirancang dengan dasar refleksi awal, selanjutnya siklus kedua didasarkan atas refleksi siklus pertama.

 

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

               Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang  menggunakan 2 siklus, setiap siklus  memiliki karakter dan tujuan yang berbeda-beda. Siklus I memiliki karakter bahwa materi yang diberikan kepada siswa sebagian besar merupakan materi kelas V, dan masih sederhana. Siklus II, materinya dikembangkan satu tingkat di atas materi siklus 1.

 

C. Instrumen Penelitian 

    Dalam penelitian tindakan kelas ini instrument yang digunakan adalah observasi/pengamatan untuk guru, angket dan catatan lapangan, lembar observasi digunakan oleh kolaborator untuk mengamati guru pada saat pelaksanaan Pembelajaran. Angket diberikan kepada siswa setelah penelitian tindakan pada sikius I dan sikius II untuk mengukur prestasi belajar matematika siswa pada materi konsep bangun datar. Sedangkan catatan lapangan dilaksanakan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dengan harapan dapat memperoleh beberapa temuan/data tentang kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 

 

 

 

 

 

 

 

18 respons untuk ‘PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEDIA PAPAN BERPAKU SISWA KELAS V SDN SUMBERSARI 1 KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

Tinggalkan komentar